assalamu'alaykum tementemen blogerista :)
nah kali ini digna bakal sharing-sharing ilmu eaaa....
so simak baik-baik :)
semoga manfaat ...
Dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah ayat 83-85
83. Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan
kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan
kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka
sendiri); seraya berkata, "Ya Tuhan, kami telah beriman, maka catatlah
kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan
kenabian Muhammad).
84.Dan mengapa kami tidak beriman kepada Allah dan kepada
kebenaran yang datang kepada kami padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami
memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang saleh (mukmin)?"
85. Maka Allah memberi pahala kepada mereka atas perkataan
yang telah mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang
yang berbuat kebaikan.
Adapaun tafsir dari ayat etrsebut adalah:
[1] Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abdullah bin Az Zubair
ia berkata, "Ayat ini turun berkenaan dengan Raja Najasyi dan
kawan-kawannya." (Hadits ini para perawinya adalah para perawi kitab
shahih selain Muhammad bin Idris bapak Ibnu Abi Hatim, sedangkan dia adalah
seorang hafizh besar. Al Haafizh Ibnu Katsir menyebutkan dengan sanad ini
sambil menisbatkan kepadanya dan diriwayatkan oleh Nasa'i. Al Haitsami dalam
Majma'uzzawaa'id juz 9 hal. 419 berkata, "Diriwayatkan oleh Al Bazzar, dan
para perawinya adalah para perawi kitab shahih selain Muhammad bin Utsman bin
Bahr, namun dia tsiqah.")
Dalam tafsir Al Jalaalain diterangkan, bahwa Ayat ini turun
berkenaan dengan utusan raja Najasyi yang datang kepada Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dari Habasyah. Ketika itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam membacakan kepada mereka surat Yasin, lalu mereka menangis dan masuk
Islam seraya berkata, "Sungguh mirip sekali perkataan ini dengan yang
diturunkan kepada Isa." Namun menurut mufassir yang lain, bahwa ayat ini
turun berkenaan dengan raja Najasyi dan kawan-kawannya yang menangis, ketika
Ja'far bin Abi Thalib membacakan surat Maryam kepada mereka di Habasyah,
wallahu a'lam.
[2] Yakni umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,
di mana mereka menjadi saksi atas keesaan Allah, menjadi saksi bahwa para rasul
telah menyampaikan risalahnya dan menjadi saksi terhadap umat-umat terdahulu,
apakah mereka beriman atau tidak. Oleh karena itu, umat Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang-orang yang adil dan persaksian
mereka diterima.
[3] Ada yang mengatakan, bahwa ucapan ini mereka ucapkan
ketika orang-orang Yahudi mencela mereka karena masuk Islam.
[4] Yakni, "Apa yang menghalangi kami untuk beriman,
padahal ada yang menghendaki kami beriman (berupa kebenaran yang
dibawanya)?"
2. Dzikir paling afdhal
3. Amal paling berat timbangannya
Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri RA, bahwa Rasulullah
bersabda:
“Musa berkata: ‘Ya Tuhanku, ajarkanlah kepadaku sesuatu
untuk berdzikir dan berdo’a kepadaMu.” Allah berfirman: “Katakan hai Musa “La
Ilaha Illallah “. “Musa berkata lagi: ‘Ya Tuhanku, semua hambaMu mengucapkan
ini.”Allah pun berfirman: “Hai Musa, andakata ketujuh langit dan penghuninya,
selain Aku, serta ketujuh bumi diletakkan pada daun timbangan, sedang “La Ilaha
Illallah” diletakkan pada daun timbangan yang lain, maka “La ilaha illallah” niscaya
lebih berat ti,bangannya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Hakim, shahih).
فَإِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
“Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka, bagi siapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada sesembahan yang benar disembah selain Allah) yang dengannya mengharap wajah Allah” (HR. Bukhari no. 425 dan Muslim no. 33).
Maksud hadits di atas bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan barangsiapa mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dengan ikhlas dan melaksanakan konsekuensinya yaitu menjauhi kesyirikan dan mengamalkan kalimat tadi secara lahir dan batin, dan mati dalam keadaan demikian, maka neraka tidak akan menyentuhnya pada hari kiamat kelak. Demikian kata Syaikhuna Dr. Sholih Al Fauzan dalam kitab beliau Mulakhos fii Syarh Kitab Tauhid, hal. 28.
sumbernya bisa dilihat di nomor-nomor keutamaan ya...
nah semakin cinta sama Allah kan? so, ikuti perintahNya, laksanakan sunnahNya, dan capai RidhaNya
yuk sama-sama berjuang untuk hidup diatas nikmatnya risalah Allah yang dibawa oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
0 komentar:
Posting Komentar