Headline
diatas ceritanya mau ngikutin judul dari karyanya pak Riva “Catatan Dodol Calon
Dokter”
Sekalian
juga Digna mau review filmnya, dengan cara dan prespektif Digna aja ya.
Kenapa
catatan biru? Padahal di visual gambarnya gak ada warna biru?
FILOSOFI
KOPI!
Eh
etaa salahh
FILOSOFI KOPI
↓
FILOSOFI
BIRU
Biru
ini adalah interpretasi dari rekam medik yang ada di tempat Digna magang yaitu di
salah satu RSUP di Indonesia. Salah-satu formulir yang ada di rekam medik
adalah formulir asuhan gizi lanjut. Di kertas itu nutrisionis atau dietisian
akan menggoreskan tinta biru atau hitamnya sesuai hasil kunjungan awal dan
menggunakan prinsip ADIME (Asesmen, Diagnosis, Intervensi serta Monitoring dan
Evaluasi). Di setiap rumah sakit akan berbeda-beda penomoran rekam medik ini. So,
barangsiapa yang ingin dan akan bekerja sebagai tenaga medis di RS perlu banget
mempelajari rekam medis apa aja dan nomor berapa yang ada di RS tersebut.
Jadi
sebenarnya lebih baik baca bukunya dulu, well karena Digna lebih dahulu nonton
filmnya so bacanya skip dulu.
Jadwal
nonton film ini sebenarnya udah di NIAT-in sebelum Digna akan Internship
Dietetic (ID) aka PKL di Rumah Sakit. But, when Digna mau download filmnya
resolusinya masih rendah atau belum enak untuk ditonton. Jadi setelah Digna selasai
ID baru Alhamdulillah kesampaian untuk nonton film ini.
Oke lanjut
ke hasil nontonnya:
- Film ini diperankan oleh Adipati Dolken sebagai Riva Hamzah aka pemain utamanya, Tika Bravani sebagai Evi sohibnya Riva, dan masih banyak pemain lainnya hehe
- Inti ceritanya adalah tujuan utama si calon dokter atau co-ass ini menjadi seorang dokter itu untuk apa? Kekayaan kah? Popularitas kah? Gengsinya kah? atau karena hanya ikut-ikutan? Bisa jadi sih.
- Si tokoh utama Riva diawal Film udah ngasitau tujuan dia kuliah kedokteran karena ikut-ikutan sahabatnya terutama yang bernama Evi yaitu perempuan yang doi taksir. Tapi ditengah-tengah mereka sempat berantem dan pemicunya adalah seorang co-ass baru yang deket dan disinyalir naksir Riva. So, bisa tebak dong ada yang jealous. Riva juga ngerasa bersalah sama salah-satu pasien yang nyawanya gak bisa tertolong olehnya, dan dia jadi underestimate sama dirinya dan nganggep gak mampu jadi seorang dokter karena cuma modal ikut-ikutan. Tapi gak mungkin dong kalau filmnya gak happy ending, you know lah alur cerita film Indonesia gimana? Mau tau akhirnya? Langsung baca bukunya dan nonton filmnya. Cari aja di toko buku terdekat dan situsweb film terdekat wkwk. I’m not be a promotor but spoiler until the end isn’t good …
Dari
film ini juga bisa dilihat bahwa rata-rata dokter nyari jodoh emang yang
deket-deket yaitu dokter juga. Gak semuanya kayak gitu sih, sepengalaman dari
cerita orang-orang gitu dokter itu biasanya pasangannya kalau gak dokter,
mungkin perawat atau bidan atau profesi selain medis. Nah belum nemu sih kalau
nutrisionis dan dokter. Diantara kalian yang dokter mungkin ada yang niat …….
Astagfirullah,
maafin ya kadang cewe strong (nunjuk diri sendiri) suka lupa situasi . hhe
Ada beberapa
poin yang bisa dijadikah Ibrah yaitu
1.
Melakukan segala sesuatu dengan niat tulus bukan sekedar ikut-ikutan
“innamaal
a’ maa lu binniyaats (Sesungguhnya setiap amal perbuatan itu disertai niat)”- HR
Bukhari dan Muslim
2.
Peka terhadap sesuatu, terutama menolong orang lain dalam kebaikan
“kullu
ma’ruufin shadaqah (setiap kebaikan adalah sedekah)” – HR
Bukhari
3.
Mau mendengarkan
4. Selalu
belajar, setiap orang pernah melakukan salah, namun setiap orang perlu belajar
dari kesalahan dan meminimalisir kesalahan
5. Jangan
syirik, di adegan film ada peran seseorang yang bernama kresno (salah satu co-ass)
dan dia selalu melakukan ritual dukun gitu. Nah ini pelajaran bahwa kita hanya
boleh bergantung kepada Allah (tawakal) setelah ikhtiar tentunya.
Tunggu
episode selanjutnya ya, tentang dunia rumah sakit dari kacamata Digna, so
pantengin terus juga follow
blog dan instagram @diorwiantari
Assalamu’alaykum
warahmatullahi wabarakaatuh
0 komentar:
Posting Komentar